Fakta Dibalik Mitos Madu, Jangan Sampai Salah!

 

Hai sobat blog…

Madu merupakan cairan alami manis yang dihasilkan oleh lebah dengan mengumpulkan nektar tanaman berbunga. Sudah menjadi rahasia umum, jika madu digandrungi banyak orang karena manfaatnya untuk kesehatan kita, seperti meredakan penyakit lambung.

Namun, saat ini banyak mitos soal keaslian madu membuat sebagian masyarakat kesulitan untuk memilih madu yang sesuai. Pasalnya, ada perbedaan kandungan dan manfaat dari madu asli dan madu palsu yang berdampak pada kesehatan.

Madu palsu bisa menyebabkan berbagai penyakit yang membahayakan tubuh seperti diabetes dan kencing manis.

Hanya saja, menentukan keaslian madu kadang memerlukan ketelitian mengingat banyaknya varian madu di pasaran.

Untuk membantu menentukan madu yang tepat, berikut fakta di balik mitos mitos mengenai keaslian madu yang banyak beredar di masyarakat.

Deretan Fakta Dibalik Mitos Madu

1. Madu asli tidak akan berubah warna

Mitos yang pertama adalah madu asli tidak akan berubah warna. Namun faktanya, perubahan warna pada madu adalah hal yang biasa. Hal tersebut terjadi karena adanya reaksi Maillard atau reaksi pencoklatan non enzimatis yang justru bisa meningkatkan kadar antioksidan dalam madu.

Seperti diketahui, antioksidan bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas yang bisa memicu serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal. Dengan begitu, bisa dipastikan bahwa mitos mengenai madu asli tidak akan berubah warna adalah salah

Ahli gizi sekaligus Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) Approved Educator, Irtya Qiyamulail mengatakan, warna madu tidak berpengaruh pada keaslian madu.

"Warna pada madu dipengaruhi oleh viskositas dan kadar airnya. Warna madu tidak berpengaruh pada keaslian madu, tetapi terhadap mutu madu tersebut. Warna dan rasa madu dipengaruhi oleh umur simpan dan sumber nektar," katanya dalam keterangan terpisah.

2. Madu asli tidak disukai semut

Mitos madu selanjutnya adalah madu asli tidak disukai semut. Pada dasarnya, baik madu asli maupun madu tidak asli sebenarnya sama-sama dikerubungi semut

Menurut Irtya, tingkat rasa manis atau pahitnya madu bergantung dari sumber makanan lebah atau nektarnya.

Selain itu, seberapa cepat madu menarik perhatian semut juga bergantung dari beberapa faktor antara lain kadar air, kelembapan lingkungan dan lokasi penyimpanan madu.

"Kandungan air yang lebih banyak pada madu akan menyebabkan madu tidak terlalu lengket, hal ini menyebabkan lebih banyak molekul udara dan aroma yang dilepaskan melalui penguapan sehingga lebih mudah menarik semut," paparnya.

"Ketika lingkungan lembap, serangga akan lebih mudah menangkap bau sehingga semut akan lebih mudah tertarik."

Di samping itu, menurut Dewi, umumnya semut menyukai madu, bahkan sejak masih berbentuk nektar yang baru keluar dari ujung tanaman.

Saking menyukainya, lebah dan semut bahkan sering berebut untuk mengambil nektar. Meskipun begitu, ada beberapa kondisi madu yang tidak disukai oleh semut, salah satunya madu yang belum cukup umur.

Madu yang belum cukup umur akan mengakibatkan terjadinya fermentasi yang mana akan menghasilkan karbondioksida yang tidak disukai semut.

"Kesimpulannya, semut akan menyukai madu yang sudah cukup umur panen dan tidak menyukai madu yang mengalami fermentasi," tambah Dewi.

3. Madu yang mengkristal tanda madu palsu

Kristalisasi madu sering salah diartikan masyarakat sebagai pemalsuan madu. Padahal, kristalisasi atau penggumpalan madu merupakan hal lumrah yang terjadi secara alami dan spontan pada madu.

Menurut Irtya, proses kristalisasi yang terjadi pada madu bergantung juga pada rasio fruktosa dan glukosa.

"Semakin tinggi kandungan fruktosa yang ada dalam madu (yang biasanya konsistensi madu tidak kental) maka kemungkinan kecil madu tersebut akan mengalami proses kristalisasi, bergitupun sebaliknya," katanya.

Dia menambahkan, kadar glukosa yang tinggi menyebabkan madu mudah untuk mengkrostal dikarenakan glukosa memiliki tingkat kelarutan yang lebih rendah dibandingkan fruktosa.

4. Madu asli bisa meletup

"Meletup atau tidaknya madu didalam botol pada saat dibuka tidak bisa menjadi jaminan keaslian madu tersebut," ujar Irtya.

Madu berasal dari cairan tanaman yang dikumpulkan oleh lebah. Secara alamiah, madu mengandung sel ragi (khamir). Sel ragi ini akan lebih mudah mengalami proses fermentasi pada madu dengan kadar air yang tinggi.

"Hasil dari fermentasi ini adalah karbondioksida (CO2) yang berbentuk gas. Gas yang terakumulasi inilah yang menyebabkan letupan pada botol yang tertutup rapat," paparnya lebih lanjut.

Nah, itulah deretan fakta dibalik mitos madu yang saat ini beredar di kalangan masyarakat. Setelah membaca penjelasan di atas, jangan sampai salah lagi ya!

Komentar